By. Muhammad Saifrizal
Anak merupakan anugerah terindah sekaligus amanah (titipan) yang Allah SWT berikan
kepada setiap orang tua. Oleh karena itu orang tua hendaknya memperhatikan
kebutuhan dan perkembangan anak-anaknya, agar mereka tumbuh menjadi anak yang
sehat, baik jasmani maupun rohani, dan berakhlaqul karimah serta memiliki
intelegensi yang tinggi.
Anak
dapat membuat senang hati kedua orang tuanya, manakala anak tersebut berbakti
kepada mereka, serta taat dalam menjalankan ibadahnya. Namun anak juga dapat
membuat susah kedua orang tuanya manakala anak tersebut tidak berbakti
kepadanya, serta tidak taat beribadah, apalagi kalau sampai terlibat atau
tersangkut dalam masalah kriminalitas atau kenakalan remaja yang lain. Dalam
al-Quran, Allah swt. mengklasifikasikan kedudukan anak menjadi empat golongan,
yaitu:
Pertama, ada anak sebagai musuh, hal ini Allah jelaskan dalam surat At-Taghaabuun ayat 14 yang artinya: “Wahai orang-orang yang beriman! Sesungguhnya di antara istri-istrimu dan anak-anakmu ada yang menjadi musuh bagimu, maka berhati-hatilah kamu terhadap mereka, dan jika kamu maafkan dan kamu santuni serta ampuni (mereka), maka sungguh Allah Maha Pengampun Maha Penyayang.” Yang dimaksud anak sebagai musuh adalah apabila ada anak yang menjerumuskan bapaknya untuk melakukan perbuatan-perbuatan yang tidak dibenarkan oleh agama.
Kedua, anak sebagai cobaan atau ujian, hal ini Allah jelaskan dalam surat At-Taghaabuun
ayat 15, yang artinya: “Sesungguhnya hartamu dan anak-anamu hanyalah cobaan
(bagimu) , dan di sisi Allah pahala yang besar.” Cobaan yang dapat terjadi pada
orangtua adalah manakala anak-anaknya terlibat dalam perbuatan yang negative.
Seperti mengkonsumsi narkoba, pergaulan bebas, tawuran antar pelajar, penipuan,
atau perbuatan-perbuatan lainnya yang membuat susah dan resah orang tuanya.
Ketiga, anak sebagai perhiasan, hal ini Allah jelaskan dalam surat Al-Kahfi ayat 46, yang artinya: “Harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia tetapi amalan-amalan yang kekal lagi shaleh adalah lebih baik pahalanya di sisi Tuhanmu serta lebih baik untuk menjadi harapan.” Perhiasan yang dimaksud adalah bahwa orangtua merasa sangat senang dan bangga dengan berbagai prestasi yang diperoleh oleh anak-anaknya, sehingga dia pun akan terbawa baik namanya di depan masyarakat.
Keempat, anak sebagai penyejuk mata (qorrata a’yun) atau penyenang hati, hal ini Allah jelaskan dalam surat Al Furqaan ayat 74, yang artinya: “Dan orang-orang yang berkata: "Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami istri-istri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa. .”
Kedudukan
anak yang terbaik adalah manakala anak dapat menyenangkan hati dan menyejukan
mata kedua orangtuanya. Mereka adalah anak-anak yang apabila disuruh untuk
beribadah, seperti shalat, mereka segera melaksanakannya dengan suka cita.
Apabila diperintahkan belajar, mereka segera mentaatinya. Mereka
juga anak-anak yang baik budi pekerti dan akhlaknya, ucapannya santun dan
tingkah lakunya sangat sopan, serta memiliki rasa tanggung jawab yang tinggi.
Dari ke-empat kedudukan anak tersebut, tentu sebagai orang tua menginginkan
agar anak-anaknya termasuk ke dalam kelompok qurrata a’yun. Namun untuk
mencapainya diperlukan keseriusan dan ketekunan orang tua dalam membina mereka.
Orang tua hendaknya menjadi figure atau contoh buat anak-anaknya. Karena anak
merupakan cermin dari orang tuanya. Jika orangtuanya rajin shalat berjama’ah
misalnya, maka anak-pun akan mudah kita ajak untuk shalat berjama’ah. Jika
orang tua senantiasa berbicara dengan sopan dan lembut, maka anak-anak
mereka-pun akan mudah menirunya. Kemudian, orang tua hendaknya menyekolahkan
anak-anaknya ke sekolah yang baik dan berkualitas, juga mempraktikkan
amalan-amalan sunnah di sekolah. Dan yang tidak kalah pentingnya adalah
orangtua hendaknya memperhatikan pergaulan anak-anaknya di dalam masyarakat.
Karena teman juga sangat berpengaruh kepada perkembangan kepribadian serta
akhlak anak-anak mereka.
Semoga kita semua diberi kekuatan dan kemudahan dalam membina dan mengarahkan anak-anak kita kepada kelompok qurrota a’yun, sehingga mereka menjadi penyejuk hati, dan pembawa kebahagiaan bagi kedua orangtuanya baik di dunia maupun di akhirat.
Wassalam..
my daughter
ALYA SYAKIRA MUHAMMAD SAIFRIZAL
Lhokseumawe, 4 Desember 2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar