Analisis Biaya Volume Laba
LABA PADA USAHA KERIPIK
Oleh:
Muhammad Saifrizal
Abstrak1
Manajer
dapat lebih memahami hubungan antara volume biaya dan keuntungan dengan menggunakan
studi biaya volume keuntungan (cvp). Untuk proses pengambilan keputusan perusahaan
dalam perencanaan laba, analisis ini sangat membantu. Analisis untuk menentukan
penjualan minimum yang diperlukan perusahaan untuk menghindari kerugian tetapi
belum menghasilkan keuntungan, atau untuk mengatakan bahwa keuntungan sama
dengan nol. Penelitian ini menggunakan metodologi kualitatif. Penelusuran
secara langsung dalam bentuk informasi dari usaha tersebut, dengan terknik
pengambilan sampel dilakukan secara purposive dan snowball dan triangulasi.
menggunakan data biaya, volume penjualan dan pendapatan tahun 2020-2022. Ada
perbedaan sebelum dan sesudah analisis BEP. Pada saat harga dinaikkan 10% maka
perbandingan jumlah target unit sebesar 563kg sebelumnya sebesar 671kg. jika
biaya variable diturunkan 10% maka arget penjualan hanya 614kg sebelumnya
671kg.
Kata Kunci: Biaya, Volume, Perencanaan Laba, BEP.
PENDAHULUAN
Analisis
biaya volume keuntungan membantu
manajemen dalam berkonsentrasi pada tujuan mencapai kombinasi optimal dari beberapa
elemen yang mempengaruhi tingkat keuntungan perusahaan, seperti harga jual
produk, volume penjualan, dan biaya yang dikeluarkan oleh organisasi. Analisis
profit volume cost (cvp) diperlukan untuk menghasilkan perencanaan laba yang
solid. Manajer dapat lebih memahami hubungan antara volume biaya dan keuntungan
dengan menggunakan studi biaya volume keuntungan (cvp). Untuk proses pengambilan
keputusan perusahaan dalam perencanaan laba, analisis ini sangat membantu.
Pendekatan ini menggunakan analisis berdasarkan ketergantungan biaya dan pendapatan penjualan pada volume aktivitas. Analisis titik impas adalah salah satu komponen terpenting dari analisis biaya volume laba (CVP). Analisis titik impas (BEP) adalah metode analisis yang digunakan untuk menentukan penjualan minimum yang diperlukan bagi perusahaan untuk menghindari kerugian tetapi belum menghasilkan laba, atau agar laba sama dengan nol.
Konsep Analisis Biaya-Volume-Laba
Salah
satu metode analisis yang digunakan dalam menyusun strategi laba adalah
analisis biaya volume laba. Nilai break even point (BEP), degree of operational
leverage (DOL), dan margin of safety (MOS) akan dihasilkan oleh penelitian
ini.
Hongren & Foster (2003) Diawali dengan fakta bahwa analisis keuntungan biaya volume (volume profit cost analysis) melihat bagaimana pendapatan total, biaya total, dan laba operasi dibandingkan pada saat volume produksi berfluktuasi, harga jual, biaya variabel per unit, dan biaya barang tetap, artikel ini akan mengeksplorasi bagaimana pendapatan total, biaya total, dan laba operasi bersaing satu sama lain.
Fenomena yang terjadi pada obsservasi yang diamati oleh peneliti adalah pada usaha keripik jeumpa niaga masih kesulitan dalam menargetkan laba. Oleh karena itu, tujuan dari penelitian ini adalah untuk menyelidiki bagaimana biaya volume laba dipertimbangkan selama perencanaan laba untuk memastikan bahwa penjualan yang direncanakan cukup untuk menutupi biaya tetap dan variabel, sehingga mengurangi kemungkinan timbulnya kerugian.
METODE PENELITIAN
Penelitian
ini menggunakan pendekatan secara kualitatif. Penelusuran secara langsung dalam
bentuk informasi dari usaha tersebut, dengan terknik pengambilan sampel dilakukan
secara purposive dan snowball dan triangulasi.
HASIL PENELITIAN
Berdasarkan
temuan studi dan hasil percakapan, seseorang dapat mencapai kesimpulan berikut:
(a) jika ada pengurangan 10% dalam biaya variabel, jumlah unit yang terjual
pada tingkat di mana tidak ada kerugian adalah 563 kg keripik, dan jumlah rupiahnya
adalah Rp 114.000.000; (b) jika menaikkan biaya tetap 10% jumlah unit yang
terjual pada tingkat break even point sebanyak 738kg keripik Jumlah rupiah
sebesar Rp.115.400.000; (c) jika menaikkan
harga jual 10% dan menurunkan biaya variable 10% jumlah unit yang terjual pada
tingkat break even point sebanyak 522kg keripik Jumlah rupiah sebesar
Rp.190.000.000; (d) jika menaikkan harga jual 10% dan menaikkan biaya tetap 10%
jumlah unit yang terjual pada tingkat break even point sebanyak 619kg keripik
Jumlah rupiah sebesar Rp.206.071.428; (e) Jika harga beli dinaikkan 10%, biaya variable
diturunkan 10%, dan biaya tetap dinaikkan 10%, maka jumlah unit yang harus
dijual untuk mencapai titik impas adalah 575 kg keripik. Rp 193.333.333,- adalah
berapa banyak uang yang dibicarakan di sini; (f) jika menurunkan harga jual 10%
dan menaikkan biaya
variable
10% jumlah unit yang terjual pada tingkat break even point sebanyak 926kg
keripik Jumlah rupiah sebesar Rp.278.048.780,-
DAFTAR PUSTAKA
Widia
Astuti (2014). Akuntansi Manajemen. Bandung: Citapustaka Media Perintis.
Horngren, Charles T., George Foster,Srikant F. Datar, 2003, Cost Accounting : AManagerial Emphasis, 11th edition, New Jersey :Prentice-Hall International Inc.
Carter dan Usry. 2006. Akuntansi Biaya. Edisi 13. Buku satu Jakarta: Salemba Empat.
Harnanto, 2017, Akuntansi Biaya, Penerbit ANDI, kerjasama dengan BPFEUGM, Yogyakarta.
Garrison, H. Ray; Eric W. Noreen; dan Peter C. Brewer. 2006, Akuntansi Manajerial, (terjemahan: A. Totok Budisantoso), Buku I, Edisi Kesebelas, Penerbit : Salemba Empat, Jakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar